Print

Petik Pelajaran dari Jepang

User Rating:  / 3
PoorBest 

 

ASIOP Apacinti mungkin belum beruntung lantaran tidak berhasil menjuarai turnamen Junior Soccer Wolrd Chalenge U-12 di Jepang beberapa waktu lalu. Namun, setidaknya ASIOP Apacinti bisa membawa pulang banyak pelajaran berharga dari “Negeri Sakura” itu. Seperti apa yang bisa dipetik dari perjalanan ASIOP ke Jepang, berikut wawancara dengan Direktur ASIOP, Ade Prima Syarif.

Apa yang bisa dipetik dari Jepang?

Jepang selangkah lebih maju dibanding negara-negara sepak bola dunia lainnya. Mengapa demikian? Usia 12 tahun yang menurut aturan FIFA main dengan sembilan atau tujuh pemain, lapangannya belum standar. Tapi, Jepang membuat sebuah turnamen 2x25 menit, memakai lapangan normal lalu sebelas lawan sebelas pemain. 

Artinya apa? Barcelona dan AC Milan yang punya akademi yang masih tunduk kepada regulasi FIFA saja sampai mau mengikuti aturan yang dibuat Jepang. Sebab, mereka ikut di turnamen ini.

Kalau Jepang secara terus menerus melakukan ini, bukan tidak mungkin sepuluh tahun lagi Jepang akan menduduki level satu atau dua persepak bolaan dunia. Karena dari level usia dini sudah bermain di lapangan luas, itu kuncinya.

Kedua, dari segi teknik Jepang sudah tidak kalah lagi dengan akademi Eropa. Terbukti dengan AC Milan kalah di babak penyisihan dari akademi Jepang. Dan, peserta dari Jepang yang ikut ajang ini merupakan akademi dari klub profesionalnya. Hanya satu, yang bukan akademi klub profesional yaitu ASIOP Apacinti. Artinya, di saat tim-tim luar sudah memiliki akademi, Indonesia masih belum sampai ke sana.

Gaya Permainan Jepang?

Gaya main sudah main seperti pertandingan orang dewasa. Artinya, mereka bisa memindahkan permainan dari sayap kiri ke sayap kanan, jadi memanfaatkan lebar lapangan secara optimal. Saya rasa di Indonesia anak usia 12 tahun di Indonesia belum ada yang bisa. Passing, kontrol, teknik dasar sangat sempurna. Seperti mendribble dan passing jarang salah. Dan gol-golnya cukup baik. Gol-gol terjadi cukup sulit dan melalui proses. Luar biasa.  Itu jadi pengalaman berharga buat kami dari keikutsertaan turnamen di Jepang. Negara yang sepak bolanya maju.

Apa yang akan dibenahi dalam tim ASIOP?

Babak pertama kami bisa imbangi lawan. Namun, babak kedua fisik mulai menurun, dan akhirnya mempengaruhi skil. Artinya, staf pelatih kami harus belajar banyak lagi. Kedua, pelatih fisik lebih akan ditekankan. Karena ternyata main bola usia dini fisik itu sangat penting.