Selamat Datang di Website Akademi Sepakbola IOP APACINTI
Yayat Belajar dari Djanur
- Details
- Created on Friday, 05 April 2019 15:47
- Published Date
AWAL musim Liga Hansaplast TopSkor (LHTS) U-13 2018/2019, performa ASIOP Apacinti cukup mengkhawatirkan. Cara main mereka tak menunjukkan kelas sebagai pengoleksi trofi Liga TopSkor terbanyak. Sang pelatih Yayat Supriatna, dituntut bekerja lebih keras, menganalisis, mencari solusi, untuk mendongkrak kinerja tim.
Perlahan, tim berjuluk Mutiara dari Senayan itu semakin solid sebagai satu kesatuan tim. Kini, ASIOP bertengger di papan atas Grup Skor. Ini tak lepas berkat kecerdikan dan sentuhan Yayat. Dalam mengorganisasi tim, ia mengibaratkan anak didiknya sebagai sebuah keluarga. Artinya, kesulitan dilalui secara bersama.
“Tidak mudah membina anak-anak untuk selalu konsisten. Saya harus mengenal lebih dalam karakteristik setiap anak yang mulai beranjak remaja ini. Dalam beberapa momen, saya lebih banyak berperan sebagai kakak. Kalau mereka sudah merasa nyaman, metode latihan apapun akan mereka lahap,” kata Yayat.
Dalam melatih sekaligus membina, Yayat selalu menekankan kepada para pemain, bahwa sepak bola modern di masa depan akan menuntut para pemain memiliki inteligensi yang tinggi. Dengan kata lain, pemain sepak bola harus pintar dan punya etos kerja yang bagus.
“Sepakbola sekarang adalah permainan sepakbola yang mengandalkan inteligensi (kemampuan kognitif). Bagaimana keputusan dan eksekusi dalam tempo singkat, sangat memengaruhi hasil akhir di lapangan. Bukan hanya itu, saya juga menekankan etos kerja di lapangan,” ucap Yayat.
Pria yang kesehariannya bekerja sebagai supervisor pajak di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan ini juga memiliki sosok panutan. Dua sosok itu ia jadikan "Guru Besar" di dunia sepak bola. Yayat mengakui, dirinya yang bukan berlatar belakang sebagai pesepak bola, perlu banyak belajar dari segala penjuru.
Meski latar belakang pekerjaannya lebih banyak berkutat dengan angka dan bertolak belakang dengan sepak bola, ia jadikan nilai lebih untuk lebih cermat dalam pengambilan keputusan. Yayat terinspirasi dua pelatih hebat yakni Arsene Wenger dan mantan pelatih Persib Bandung Djajang Nurdjaman.
“Saya pernah dapat pelatihan langsung dari kang Djanur (sapaan Djadjang Nurdjaman). Beliau orang yang sangat detail terhadap metode latihan, pelatih yang dekat dengan pemain, dan satu lagi, suatu saat saya juga punya cita-cita untuk jadi pelatih Persib, klub kebanggan saya,” kata Yayat. (topskor.id)
Biodata:
Nama: Yayat Supriatna
Lahir: Bandung, 4 Maret 1980
Istri: Melisa Hana Famella
Anak
1. Muhammad Sulthan Azzami (10 tahun)
2. Annaya Saffa Zaneta (8 tahun)
Lisensi: C AFC
Karier Pelatih
2010-2013 SSB Gema Persada
2013-2014 SSB Gelora Putra
201 SSB Simprug Muda
2014-2016 Villa 2000 Soccer School
2015 Academy Villa 2000
2017-... ASIOP Apacinti
Login Form
We have 58 guests and one member online